Nono : "Aksi Balas Dendam Harus Jadi Catatan Panglima"

JAKARTA, KOMPAS.com - Letnan Jenderal (Purn) Nono Sampono mengecam aksi balas dendam yang dilakukan geng motor di beberapa tempat di Jakarta beberapa hari lalu. Ia menilai dugaan keterlibatan oknum TNI dalam peristiwa tersebut harus menjadi catatan bagi Panglima TNI dan para komandan marinir.

"Mungkin dia (oknum TNI) solider terhadap korban temannya dan melakukan tindakan itu. Ini harus jadi catatan penting bagi panglima komandan, harus ada penegakan hukum," ungkap Nono kepada Kompas.com, Rabu (18/4/2012).

Ia menilai jika benar memang geng motor itu adalah oknum TNI, instansi TNI harus terbuka menjelaskannya kepada masyarakat. "Selain itu, kalau itu benar TNI, saya rasa ada masalah dalam pengawasan mereka. Bagaimana bisa mereka meninggalkan markas dengan berbondong-bondong banyak seperti itu. Komandannya harus lebih ketat mengawasi," tukas Nono.

Ia pun meminta aparat kepolisian dan TNI bersama-sama membuktikan dugaan keterlibatan TNI itu secara terbuka. "Dengan adanya meninggal yang Kelasi itu, maka harus ada alibi yang dibuktikan yang bisa meyakinkan bahwa itu oknum TNI," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, aksi kekerasan geng motor terjadi di Jakarta dua pekan lalu. Sekitar 200-an orang pria berbadan tegap dan berambut cepak mengacak-acak tempat umum dan menghajar sejumlah pemuda.

Peristiwa itu diduga dipicu peristiwa tewasnya Kelasi Arifin, Staff Khusus Panglima Armada Kawasan Barat (Armabar) pada tanggal 31 Maret 2012 di Pademangan, Jakarta Utara. Arifin tewas saat terlibat perkelahian dengan geng motor. Setelah itu, polisi menduga rekan-rekan Arifin melakukan aksi balas dendam di berbagai tempat pada tanggal 7-8 April 2012 dan tanggal 13 April 2012. Dalam peristiwa itu, sebanyak dua orang pemuda tewas dan belasan lainnya luka-luka.

Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
, ,

Artikel Terkait:

Silahkan Kunjungi Blog Kami Yang Lainnya

Klik Gambar di bawah ini

0 comments

Tulis Komentar Anda Di Bawah Ini