"Terkait kasus terorisme yang terjadi belakangan ini, kami tidak melakukan pengawasan secara khusus terhadap pondok pesantren maupun kegiatan keagamaan yang lain, dan pengamanan wilayah dilakukan secara umum tanpa memfokuskan tempat-tempat tertentu," katanya, di Yogyakarta, Jumat (13/8).

Arudji Anwar juga mengatakan masyarakat Kota Yogyakarta menolak adanya terorisme dalam bentuk apa pun di wilayah ini. "Dengan kondisi dan sikap masyarakat seperti itu, maka paham terorisme tidak akan pernah berkembang di kota ini," katanya.

Dandim mengatakan sampai sekarang jajarannya terus melakukan komunikasi dengan berbagai pondok pesantren di Kota Yogyakarta, dan melalui pendekatan tersebut, maka antara pondok pesantren, masyarakat, serta aparat keamanan terbangun kepercayaan untuk menjaga keamanan dan ketertiban bersama.

"Semua pondok pesantren di Kota Yogyakarta hubungannya sangat baik dengan kami, bahkankami sering menyelenggarakan mujahaddah bersama yang dihadiri ribuan umat, dan semuanya bisa dijalin dengan komunikasi serta silaturahmi yang baik, dan dekat secara lahir maupun batin,” katanya.

Namun demikian, ia menegaskan tidak ingin kecolongan dengan kasus-kasus terorisme yang meresahkan masyarakat, dan jajarannya tetap melakukan langkah-langkah antisipasi awal dengan langsung terjun ke masyarakat. "Kita harus selalu waspada dengan gaya-gaya pelaku teror, dan tidak boleh gegabah dalam bertindak," katanya.

Untuk itu, pihaknya selalu memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya wajib lapor, temu cepat dan lapor cepat, karena keamanan bukan hanya tanggung jawab aparat, tetapi tanggung jawab bersama," katanya. (Ant/Van)