Menanti Mekarnya Bunga Para Raja

Detik-detik mekarnya bunga Wijayakusuma. (Foto : Ivan Aditya)
DAPAT menyaksikan tumbuhan ini berbunga, merupakan suatu kesempatan langka yang mungkin tidak setiap saat bisa jumpai. Disamping mekarnya selalu dimalam hari, bunga ini pun tak pernah lama dalam memperlihatkan keindahanya. Setelah itu, kembali sang bunga tersipu malu dengan menutupi putih indah kembang dengan kelopaknya.
Tumbuhan ini tergolong jenis kaktus, tumbuhan yang dalam bahasa latinnya bernama Pisonia Grandis var Silvestris ini mempunyai keunikan serta nilai purbawi yang lain dibandingkan dengan tumbuhan sejenisnya. Dikalangan orang Jawa, sering menyebut tumbuhan ini dengan nama Wijayakusuma.
Bunga yang dijadikan maskot kota Cilacap ini bisa dikatakan unik, lantaran selain bentuk dan bidang-bidang tanaman yang jarang dimiliki bunga lain, proses merekahnya bunga ini juga yang memerlukan waktu serta kesabaran khusus dalam menantinya.
Batang pohon wijayakusuma sebenarnya terbentuk dari helaian daun yang mengeras dan kecil, daunnya akan menjuntai ke bawah dan bisa mencapai panjang sekitar 1 meter. Lain halnya dengan jenis kaktus-kaktus pada umumnya, helaian daun wijayakusuma daunnya pipih, berwarna hijau dengan permukaan daun halus tidak berduri. Wijayakusuma dapat dilihat dengan jelas mana bagian batang dan mana bagian daunnya setelah tanaman ini berumur tua.
Pada setiap tepian daun Wijayakusuma terdapat lekukan-lekukan yang ditumbuhi tunas daun yang nantinya akan tumbuh menjadi bunga. Bunga Wijayakusuma berwarna putih bersih, sedang tangkai bunga berwarna kemerahan muda. Tangkai bunga hingga ke kelopak bunga menjuntai 3 cm ke bawah seperti belalai gajah.
Seperti halnya dengan tumbuhan kaktus yang dapat hidup subur di daerah sedang sampai tropis, demikian juga tanaman Wijayakusuma yang juga sangat cocok untuk iklim Indonesia yang sub tropis ini. “Saya suka mengoleksi Wijayakusuma kerena mudah dalam perawatan dan punya nilai seni tersendiri dalam menunggu bunganya mekar,” tutur Ny Alex Sudijan (53), penggemar tanaman Wijayakusuma warga Bantul, Yogyakarta.
Berbeda dengan tumbuhan yang lain, seperti dikatakan Ny Alex, untuk hal perawatannya pun Wijayakusuma cukup disiram secara rutin saja 1 kali dalam sehari, sehingga dalam perawatan tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak. “Ini kan tanaman hutan, jadi mudah dalam merawatnya. Cukup disiram teratur saja itu sudah cukup,” imbuhnya.
Dikatakannya, jangan berharap bisa menjumpai bunga Wijayakusuma mekar pada siang hari, karena bunga ini selalu akan menunjukan dirinya berbunga ketika pada malam hari saja. “Bunga wijayakusuma kalau berbunga pasti malam hari itu pun tidak berlangsung lama,” terang ibu dua orang anak ini.
Kesabaran dalam nenunggu, merupakan seni keunikan tersendiri yang sengaja disajikan oleh bunga tua ini. Sudah bersabar-sabar untuk lama menanti, tapi kalau terlewatkan barang 10 menit saja, pasti akan kehilangan momentum langka untuk menyaksikan mekarnya bunga Wijayakusuma, hal ini dikarenakan bunga Wijayakusuma tak akan lama dalam memamerkan indah bunganya.
Pesona Magis Bunga Wijayakusuma
Wijayakusuma dalam bahasa Jawa diartikan sebuah bunga kemenangan. Artinya, kembang Wijayakusuma tidak mungkin bisa diperoleh dari alam biasa, bunga Wijayakusuma dipercaya akan membawa berkah bagi orang yang memilikinya.
Mitos lain yang juga dipercaya oleh orang Jawa jaman dahulu, konon ada kepercayaan yang mengatakan, bagi raja Mataram yang baru dinobatkan, tidak akan sah diakui sebagai raja baik dunia halus ataupun kasar, sebelum bisa berhasil memetik dan mendapatkan bunga Wijayakusuma untuk dijadikan sebagai pusaka keraton. Dipercaya juga barang siapa bisa memiliki bunga Wijayakusuma, kelak bakal menurunkan raja-raja yang besar dan akan lama berkuasa di tanah Jawa.
Pada saat jaman kerajaan, untuk memetik sekuntum bunga Wijayakusuma jelas bukan perkara yang mudah, lantaran bunga ini dahulu hanya ada di Pulau Nusa Kambangan, sebuah pulau yang sarat dengan cerita angker serta dijaga oleh pununggu-penunggu gaib. Menurut hikayatnya, cara memetik bunga Wijayakusuma juga tidak sekedar memetik dengan kedua tangan biasa saja, melainkan dengan cara gaib melalui bertapa.
Namun dalam perkembangannya sekarang ini, bunga Wijayakusuma sudah bisa ditemui tidak hanya di Pulau Nusa Kambangan saja. Perkembangannya, kini telah tersebar luas meliputi Pulau Jawa, Madura, Bali, Ambon dan beberapa gugusan pulau di nusantara lainnya. Seolah dijadikan sebagai kepuasan batin tersendiri, tak jarang para hobiis rela manantikan detik-detik mekarnya bunga para raja ini. (Ivan Aditya)

Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg

Artikel Terkait:

Silahkan Kunjungi Blog Kami Yang Lainnya

Klik Gambar di bawah ini

0 comments

Tulis Komentar Anda Di Bawah Ini