"Meskipun kebutuhan beras pada September mendatang diperkirakan meningkat menjadi 45.325 ton, namun masyarakat tidak perlu khawatir karena ketersediaan beras masih mencapai 156.073 ton. Terhitung hingga akhir September, stok akhir beras masih ada 110.748 ton dan dipastikan kondisi akan aman sampai saat lebaran," ujarnya kepada wartawan di Kepatihan, Rabu (11/8).

Menurutnya, selama masa menjelang hari raya, permintaan beras memang dipastikan meningkat. Akan tetapi, masyarakat dihimbau untuk tidak terlalu khawatir karena selain beras yang ada di masyarakat, masih terdapat cadangan beras yang tersimpan di Bulog. Terlebih, saat ini Pemprop DIY juga telah membangun sistem cadangan pangan sejak tahun 2009.

"Tahun ini akan dilakukan penambahan beras untuk cadangan pangan melalui dana APBD sebesar Rp220 juta. Cadangan pangan tersebut digunakan untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu ada permintaan pada kondisi darurat. Misalnya ketika terjadi bencana alam, cadangan pangan bisa disalurkan. Namun sejauh ini belum ada permintaan,” katanya.

Sementara itu, BKPP DIY juga akan mengadakan beras dari dana APBN sebanyak 9.090 kg. Ini difungsikan untuk mengawali cadangan pangan yang dikelola oleh pemprop. Dalam hal ini BKPP DIY bekerjasama dengan Puskud Mataram untuk pengelolaan dan penyimpanannya.

"Selain itu, khusus untuk penanganan daerah rawan pangan juga ada alokasi dana dari APBN untuk Propinsi DIY sebesar Rp80 juta yang bisa diakses masyarakat melalui kelompok yang daerahnya mengalami kondisi rawan," imbuhnya. (Ran)